LintasPonsel.com – Bahaya Radiasi Ponsel: Ponsel kini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan modern. Mulai dari membalas pesan, bekerja, hingga menikmati hiburan, semua dilakukan lewat ponsel. Banyak orang bahkan merasa gelisah jika sehari saja hidup tanpa ponsel.
Namun, kebiasaan ini membawa dampak yang sering diabaikan, yaitu paparan radiasi. Setiap hari, tubuh terpapar gelombang radio dari ponsel, terutama saat digunakan dekat kepala atau disimpan di saku.
“Baca Juga: T1 Phone Trump Asal-usulnya Picu Keraguan Publik“
Bukti Ilmiah Radiasi Ponsel Berbahaya
Joel Moskowitz dari UC Berkeley meneliti efek radiasi ponsel selama lebih dari 10 tahun. Ia menemukan bahwa gelombang radio dari ponsel bisa merusak DNA dan meningkatkan risiko kanker otak.
Awalnya, Moskowitz meragukan bahaya ponsel. Namun setelah menelaah banyak studi ilmiah, ia mengubah pendapatnya. Studi toksikologi pada hewan menunjukkan kerusakan DNA, stres oksidatif, dan peningkatan protein stres.
Salah satu studi tahun 2009 menyebutkan, penggunaan ponsel berat meningkatkan risiko kanker otak. Pada 2020, ulasan lain memperkuat temuan ini. Menggunakan ponsel 17 menit per hari selama 10 tahun meningkatkan risiko kanker otak hingga 60 persen.
Dampak Radiasi pada Otak dan Sistem Tubuh
Radiasi dari ponsel memang tergolong kecil, namun tetap memengaruhi tubuh. Paparan singkat di dekat kepala dapat menaikkan suhu otak hingga 0,1 derajat Celsius.
Paparan ini bisa mengganggu berbagai sistem tubuh. Termasuk sistem darah, saraf, jantung, hormon, dan psikologis. Gangguan paling ringan seperti pusing, kehilangan konsentrasi, dan sakit kepala bisa muncul setelah penggunaan lama.
Gejala lainnya termasuk gangguan tidur, tekanan darah meningkat, bahkan risiko penyakit seperti Alzheimer dan Parkinson.
Radiasi Ponsel dan Gangguan Reproduksi
Radiasi ponsel juga berdampak pada sistem reproduksi, khususnya pria. Penelitian dari Cleveland, Mumbai, dan New Orleans membuktikan, penggunaan ponsel lebih dari 4 jam sehari menurunkan kualitas sperma.
Dalam studi terhadap 364 pria, mereka yang menggunakan ponsel intens memiliki jumlah sperma lebih sedikit. Hanya 21 persen dari sperma mereka berbentuk normal.
Ponsel menghasilkan panas saat digunakan lama. Panas ini bisa merusak sel sperma dan menurunkan kesuburan. Testis, yang lebih sensitif dari sel telur, lebih mudah rusak akibat radiasi.
Cara Radiasi Ponsel Bekerja
Ponsel mengirim sinyal ke menara seluler menggunakan gelombang radio. Gelombang ini merupakan jenis radiasi non-ionisasi. Meski tidak sekuat sinar-X, radiasi ini tetap memanaskan jaringan tubuh.
Ketika ponsel didekatkan ke kepala, otak menerima paparan paling besar. Tingkat paparan tergantung pada sinyal, model ponsel, dan posisi saat digunakan.
Cara Mengurangi Paparan Radiasi
Joel Moskowitz menyarankan beberapa langkah untuk menurunkan risiko:
- Jauhkan Ponsel dari Tubuh
Jarak 25 cm dari tubuh bisa mengurangi paparan hingga 10.000 kali lipat. Simpan di tas, bukan saku. - Matikan Bluetooth dan WiFi Saat Tidak Digunakan
Ponsel terus memancarkan sinyal meski tidak digunakan. Mode pesawat juga bisa membantu mengurangi paparan. - Gunakan Headset Kabel atau Speakerphone
Hindari menempelkan ponsel ke telinga terlalu lama saat menelepon. - Hindari Menggunakan Ponsel Saat Sinyal Lemah
Saat sinyal buruk, ponsel meningkatkan daya pancar. Ini meningkatkan radiasi secara signifikan. - Jangan Tidur dengan Ponsel di Dekat Kepala
Letakkan ponsel jauh dari tempat tidur untuk mencegah paparan sepanjang malam.
Kesimpulan: Bahaya Radiasi Ponsel
Radiasi ponsel memang belum terbukti 100 persen berbahaya. Namun bukti ilmiah menunjukkan adanya potensi risiko. Menggunakan ponsel secara bijak dapat membantu menjaga kesehatan tubuh jangka panjang.
“Baca Juga: Balatro Tamat 100%, Developer Siapkan Update Besar“