LintasPonsel.com – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali menuai kritik dari industri teknologi. Kebijakan tarif dagang terhadap impor material chip dinilai memberatkan oleh raksasa semikonduktor seperti Intel, Qualcomm, dan Micron.
“Baca Juga: PUBG Mobile Hadirkan Zona Looting di Stasiun Jakarta Kota“
Ketiga perusahaan tersebut meminta Trump mengecualikan material chip dari daftar barang yang dikenakan tarif. Mereka menilai tarif ini dapat mengganggu rantai pasok dan meningkatkan biaya produksi secara signifikan.
Intel Minta Pengecualian untuk Wafer dan Bahan Mentah
Intel mendesak pemerintah membebaskan tarif pada wafer dan bahan mentah yang diproduksi di dalam negeri. Mereka menyebutkan bahwa bahan-bahan ini vital untuk menjaga efisiensi produksi dan stabilitas harga chip di pasar global.
Perusahaan ini juga khawatir tarif bisa memaksa mereka menaikkan harga jual produk, yang akhirnya akan membebani konsumen dan menurunkan daya saing industri lokal.
Qualcomm Khawatir Tertinggal di Era 5G dan 6G
Qualcomm mengungkapkan kekhawatiran atas dampak kebijakan tarif terhadap pengembangan teknologi 5G dan 6G. Mereka menilai tarif membuat posisi Amerika Serikat dalam industri telekomunikasi semakin rentan terhadap kompetisi global.
Menurut mereka, pengembangan teknologi masa depan membutuhkan kestabilan rantai pasok global, bukan proteksi yang menambah biaya.
Micron: Tarif Naik, Harga Produksi Ikut Membengkak
Micron, produsen memori asal AS, juga menyuarakan kekhawatiran yang sama. Mereka menegaskan bahwa tarif ini menambah beban dalam pengadaan bahan baku, terutama bahan yang sulit ditemukan di dalam negeri.
Micron mendesak agar pemerintah membebaskan alat produksi dan bahan penting dari tarif demi menjaga keberlanjutan produksi dan inovasi nasional.
Industri Desak Revisi, Tarif Dinilai Tidak Efektif
Ketiga perusahaan itu sepakat bahwa tarif justru memperparah masalah yang sudah ada. Intel bahkan menyebut bahwa item seperti alat produksi, bahan terbatas, dan komponen penting pertahanan seharusnya bebas dari kebijakan tarif.
Qualcomm juga menyoroti bahwa kebijakan protektif seperti ini hanya akan memperlambat laju inovasi di tengah persaingan AI global. Sementara itu, Micron memperingatkan potensi lonjakan harga komponen jika kebijakan ini terus diterapkan tanpa pengecualian strategis.
“Baca Juga: OpenAI o3 Tolak Shutdown, Picu Pertanyaan Soal Kesadaran“
Kesimpulan
Desakan dari Intel, Qualcomm, dan Micron menunjukkan urgensi penyesuaian kebijakan tarif oleh pemerintah AS. Tanpa langkah korektif, industri semikonduktor nasional bisa kehilangan momentum dalam persaingan global.